Pengunjung Blog

Musik

JKT48 Fortune Cookie Yang Mencinta – brought to you by mBoX Drive

Free Mp3 Uploads at mBoX Drive

Selasa, 08 Oktober 2013

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH NOVEL “BATAS YANG KIAN MEMANJAN” KARYA A.D.DONGGO#

NAMA                                  : NURJANNAH
STAMBUK                          : A1D1 11 037



NAMA            : MUHAMMAD YOBY PRANOLO
NOMOR STAMBUK        : A1D1 06 125
PROGRAM STUDI        : PBSID
JUDUL PENELITIAN    : ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH NOVEL “BATAS YANG KIAN MEMANJAN” KARYA A.D.DONGGO
DOSEN PEMBIMBING    :     1. Dra. Sri Suryana Dinar, M.Hum. 
2.  Irianto Ibrahim, S.Pd.,M.Pd.

TAHUN SKRIPSI        :     2011








ABSTRAK

    Muhammad Yoby Pranolo (A1D1 06 125) Analisis Psikologis Tokoh Novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D Donggo, dibimbing oleh Dra. Sri Suryana Dinar, M. Hum dan Irianto Ibrahim, S.Pd.,M.Pd. masalah penelitian ini yaitu (1) Bagaimana unsur interinsik yang terdapat dalam Novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D Donggo, yaitu alur, latar, dan tokoh. (2) Bagaimana psikologi tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel batas yang kian memanjang karya A.D Donggo. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan unsur interinsik yang terdapat dalam Novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D Donggo, yaitu alur, latar, dan tokoh. (2) Bagaimana psikologi tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel batas yang kian memanjang karya A.D Donggo.
    Jenis penelitian ini adalah kepustakaan dengan menggunakan metode Deskriptif Kumulatif. Data yang digunakan segala unsur cerita yang berkaitan dengan alur, tokoh, dan latar serta aspek psikologis tokoh dalam Novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D Donggo. Sumber data teks Novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D Donggo yang diterbitkan oleh Balai Pustaka di Jakarta tahun 2007 dengan ketebalan buku 370 halaman. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik baca catat, dan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan psikologi.
   

1. PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Karya sastra merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah manusia dan kemanusiaan melalui karya sastra itu seorang pengarang berusaha mengungkapkan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih tinggi. Nilai-nilai yang tinggi itu,seorang pengarang berusaha mengungkapkan persentuhan antara angan-angan dan realitas alam sekitarnya.
Novel adalah suatu genre karya sastra berusaha menampilkan pertautan antara segi angan-angan dan segi realitas. Sebagai pernyataan seni sastra.novcl menampilkan sebuah dunia yang berdiri sendiri yang kurang lebih dari kehidupan mentah oleh garis lingkaran angan-angan atau bersifat fiktif. Tetapi disamping itu novel menurut hakikat genre atau ragam sastranya menyambut sebagai pokok perbincangan dan pengalaman-pengalaman nyata yang dihadapi manusia, dimana dan kapan is berada.
Pesangkutan atau pertautan antara realitas kehidupan dengan dunia angan-¬angan yang dipadukan dengan pengalaman kemanusiaan diusahakan seluas mungkin. Kalau novel bersoalan dengan pengarang yang terlibat dalam realitas kehidupan.maka pengalaman pengarang setempat dan semasa itu diharapkan memancarkan dan menyajikan serta mewakili kesadaran hidup manusia pada umumnya.akibat dan hal itu, flovel menjadi lebih penting karena daya penyakinannya. Oleh Karena itu penovelan harus berusaha menyakinkan pembaca akan realitas kehidupan atau dunia kisahnya lewat kewajaran proses serta gerak kewajaran batin pengarang-pengarangnya mikianlah watak novel menurut konvensi sastra.
Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas penulis, yang sering dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan, seperti: obsesi, kontemplasi, sublimasi, bahkan sebagai neurosis. Oleh karena itu, karya sastra disebut sebagai gejala (penyakit) kejiwaan.

1.2 Kajian Teori
1.2.1 Pengertian Novel
Novel merupakan sebuah karya sastra yang dipandang sebagai bentuk prosa panjang yang berisi kehidupan tokoh yang menimbulkan lebih dari satu impresi dan emosi. Menurut Tarigan, (1985: 74) kata novel berasal dari bahasa latin noveleus yang diturunkan dari kata noviens yang berarti "baru". Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan karya sastra lainnya seperti puisi, drama dan lainnya, maka jenis novel muncul kemudian.
Arifin (1991: 80) menyatakan bahwa novel adalah cerita rekaan yang melukiskan puncak-puncak peristiwa kehidupan seseorang mengenai kejadian¬kejadian yang luar biasa dalam hidup, secara melompat-lompat atau berpindah¬pindah. Tidak berbeda jauh dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syamsir (1991: 80) yang menjelaskan bahwa novel adalah cerita rekaan yang melukiskan puncak-puncak kehidupan seseorang mengenal kejadian-kejadian luar biasa yang kehidupannya terjadi secara melompat-lompat dan berpindah-pindah, peristiwa yang mengubah nasib tersebut.
1.2 Unsur Unsur Novel
1.2.1 Tema
    Tema adalah ide yang mendasari karya sastra. Istilah tema berasal dari kata thema (inggris), yaitu ide yang mendasari pokok suatu pembicaraan atau ide pokok suatu tulisan. Tema merupakan dimensional yang amat penting dari suatu cerita, karena dengan dasar itu, pengarang dapat membayangkan dalam fantasinya tentang cerita yang akan dibuat. Jadi tema adalah ide sentral yang mendasari suatu cerita,tema mempunyai tiga fungsi, yaitu pediman bagi pengarang dalam menggarap cerita, sasaran tujuan penggarapan cerita dan mengikat peristiwa¬peristiwa dalam suatu alur (Zulfanur, 1996 : 25).
1.2.2    Sarana Sastra
Sarana sastra adalah teknik yang dipergunakan oleh pengarang untuk memilih dan menyusul detil- detil cerita (peristiwa dan kejadian).
Peristiwa dapat diartikan srbagainperalihan suatu keadaan yang lain,dalam hal ini bahwa dalam karya fiksi (novel) banyak peristiwa yang disampaikan namun tidak semua peristiwa berfungsi sebagai pendukung plot.
1.2.3    Sudut Pandang
Sudut pandang adalah tempat penceritaan dalam hubungan cerita dari sudut mana penceritaan menyampaikan kisahnya. Sudut pandang dilihat dan aspek posisi pengarang dan pusat pengisahan pada posisi penceritaan. 1.2.4  Penokohan dan Perwatakan
Penokohan adalah pelukisan gamabaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan sebuah cerita (Jones dalam Nurgiantoro, 2000:165) penokohan berasal dan kata "tokoh" yang berate pelaku, karana yang dilukiskan mengenai watak-watak tokoh atau pelaku cerita. Melalui tokoh pembaca dapat mengikuti jalanya cerita dan mengalami berbagai pengalaman batin seperti yang dialami tokoh cerita (Sumardjo, 1988 : 56)
1.2.5  Plot dan Alur
Plot dan alur adalah salah satu aspek penting dalam sebuah cerita. Rangkaina peristiwa atau tahapan peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita, yang dialami tokoh-tokonya dinamakan plot dan alur. Sebuah cerita merupakan rangkaian peristiwa dan peristiwayang dirangkaikan itu merupakan susunan dari kejadian-kejadian yang lebih kecil. Peristiwa-peristiwa itu, dirangkaikan dalam suatu urutan yang logis rangkaina tersebut haruslah mempunyai kuasal (sebab akibat). Dengan demikian rangkaina peristiwa cerita yang disusun secara logis dan kuasalitas dinamakan plot. Plot tiap cerita berbeda-beda,namun pada dasarnya plot mengandung aspek-aspeknya seperti situasi awal, pengembangan cerita,klimaks dan penyeselesaian.
1.2.6 Latar
Pada dasarnya setiap karya sastra (novel) yang membentuk cerita selalu memiliki latar.latar adalah situasi ,e,mpat,ruang dan terjadinya cerita.tercakup pula didalamnya lingkungan geografis, pekerjaan,benda-benda,dan alat-alat yang berkaitan dengan tempat terjadinya cerita waktu, suasana dan periode sejarah.adanya penggunaan latar dalam sebuah cerita membuat pembaca atau penikmat sastra seolah-olah seperti dalam kehidupan sebenarnya.
1.3    Psikologi Sastra
Menurut Goldman (1976:89-95) subjek karya sastra bukan personal malainkan impersonal yang diidentifikasi kelas-kelas social tertentu. Relevansi analisis psikologi diperlukan pada saat tingkat peradapan mencapai kemajuan, pada saat manusia kehilangan pengendalian psikologis.
1.4 Teori Pendekatan Psikologis
Psikologis berasal dari perkataan yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi ( menurut arti kata) psikologis berati ilmu yang mempelajari tentang jiwa balk jenis-jenis gejalanya proses maupun latar belakangnya.

II METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
2.1 Metode dan Jenis Penelitian
Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data penelitian ini adalah metode D.:skriptif kualitatif. Dikatakan Deskriptif karena dalam penelitian ini mendeskripsikan data berdasarkan kenyataan-kenyataan secara objektif sesuai data yang diternukan. Dikatakan kualitatif karena dalam menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan satu sama lain dengan menggunakan kata-kata atau kalimat bukan menggunakan angka-angka statistik.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library recearch) yang didukung oleh referensi novel Batas Yang Kian Memanjang dan buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.
2.2 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah novel Batas yang kian memanjang karya A.D. Donggo. Buku ini diterbitkan oleh PT. Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka cetakan ke-2 tahun 2007 di Jakarta tebal novel 370 halaman.

2.3 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti dalam mengumpulkan data penelitian mengunakan teknik baca analitis dan catat terhadap novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D. Donggo. Pertama-tama peneliti melakukan observasi novel yang akan diteliti. Setelah observasi peneliti membaca novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D. Donggo. Selain itu penulis juga melakukan kegiatan membaca terhadap buku-buku yang relevan dengan penelitian ini sebagai rujukan dalam melakukan analisis lebih jauh terhadap novel yang menjadi objek penelitian.
2.4 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan psikologi. Pendekatan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, balk jenis-jenis gej alanya,prosesnya maupun latar belakangnya.
Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi analisis psikologis tokoh yang terjadi dalam novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D. Donggo menurut teori Sigmund Freud. Kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan, id, ego, dan superego. Selanjutnya, diinterpretasikan dengan kata-kata atau kalimat sesuai dengan kemampuan peneliti.

III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Novel Batas Yang Kian Memanjang Karya A.D. Donggo
Novel batas yang kian memanjang karya A.D. Donggo menggambarkan beberapa tokohnya yang mewakili generasi dan status sosial yang berbeda Tuan Anwar tokoh, Nyonya Anwar sebagai istri Tuan Anwar, Akbar sebagai anak sulung yang kuliah di Fakultas Ekonomi, Syafrini akan menginjak perguruan tinggi dan Adam yang masih sekolah menengah atas. Tuan Anwar sebagai sang majikan Yang merupakan eksponen '66. Ia adalah seorang yang begitu anti-Soekarno. Soekarno baginya adalah seorang yang memiliki dosa besar pada Tuhan dan Bangsa. Begitu antinya sehingga ia merasa perlu mencurigai setiap orang yang dirasanya Pro¬soekarno. Bahkan ia memecat pembantunya hanya Karti, pembantunya rumah tangganya itu, karena menolak melepas kaos oblong bergambar Soekamo yang digunakanya.
Setelah Karti pembantu Tuan Anwar keluar, Keluarga Tuan Anwar kehilangan pembantu yang baik dan mengerti tugas sebagai babu serta kejujuranya. Akbar anak sulung Tuan Anwar mencari Karti bekas pembantu di rumahnya hingga mencari di seluruh kota Jakarta malalui penyalur agen resmi dan tidak resmi di Jakarta. Pada akhirnya akbar bertemu bekas pembantu untuk membujuk Karti. Akan tetapi Karti tidak ingin kembali ke rumah Tuan Anwar.
Hari demi hari Akbar berfikir keras untuk pembantunya hingga rela berkorban baik secara moril dan materil untuk pembantu terbaiknya. Di lain sisi Nyonya Anwar datang ke rumah Pak Dulkamid pangkalan pembantu tidak resmi di daerah pasar Ciplak daerah Halim lama di mana tempat Karti tanggal sementara Karti dan di bujuk Karti akan tetapi Karti menolak. Hari-hari Tuan Anwar dan Nyonya Anwar bertentangan tentang bekas babu itu di mana Tuan Anwar tidak menginginkan bekas babu itu kembali lagi. Hingga Tuan Anwar pergi ke rumah sahabat karipnya Tuan Andreas yang sama-sama anti-soekarno untuk meminta bantuan mencari bekas pembantunya untuk mencari tau alasan bekas pembantu itu mengapa ia tidak mau melepas baju kaos yang di kenanya itu hingga Tuan Anwar merasa diteror oleh Karti mantan babunya itu karena Tuan Anwar adalah orang yang paling anti-soekarno. Ketika Tuan Andreas meminta tolong dengan temannya bukannya mereka dibantu malah di todong pistol dan menyuruh memberikan uang. Di lain sisi Karti dan Akbar sibuk mencari tempat kursus menjahit untuk mantan babunya dan akhirnya Karti kursus beberapa bulan. selain itu, Nyonya Anwar mencari pembantu baru hingga ia mendapatkan pembantu baru dari kenalannya.
Akan tetapi, Pembantu Nyonya Anwar yang baru ini mencari harta keluarga Tuan Anwar dan kabur tanpa jejak atas kejadian itu Karti di tuduh sebagai jaringan komplotan karena salah satu barang yang hilang adalah foto Tuan Anwar di masa muda di mana mengadakan aksi anti-soekarno. Karti di tahan oleh pihak berwajip hingga beberapa hari. Akan tetapi Akbar berkorban kembali demi bakas pembantunya dengan jaminan dirinya. Setalah Karti keluar, Karti masih ingin mencari pekerjaan setelah ia lulus dan kursus menjahit dan lagi-lagi Akbar mencarikan pekerjaan sesuai dengan keahlian baru Karti yaitu menjahit, hari demi hari Akbar mencarikan pekerjaan diseluruh kota Jakarta akan tetapi Akbar tidak menemukannya hingga Karti tanpa kabar ia bekerja kembali sebagai babu di rumah orang lain maka sia-sialah pengorbanannya selama ini.
Sehubungan dengan gambaran diatas banyak sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita bahkan kita sendiri yang alami secara spesifik emosional yang terdiri dari berbagai jenis emosi di antaranya marah , sedih, tawa dan lain-lain. Disinilah sang pengarang ingin memperlihatkan kepada pembaca tentang sosio¬kultur masarakat kita.
3.2 Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan unsur terpenting dalam sebuah novel, karena dialah yang berperan sebagai pelaku cerita. Melalui pelaku inilah pembaca mengikuti jalannya seluruh cerita dan pembaca juga merasa ikut mengalami apa yang dialami pelakunya atau tokohnya (Sumardjo, 1982:56). Identifikasi tokoh dalam novel Batas Yang Kian Memanjang berarti penentuan sifat-sifat dan karakter para tokoh novel tersebut. Penentuan sifat dan karakter ini dapat diamati melalui perbuatan tokoh, Pandangan tokoh dalam menghadapi permasalahan dan berdasarkan penilaian para tokoh.
Adapun beberapa tokoh dalam novel ini yang akan di bahas adalah tokoh sentral Tuan Anwar serta Karti dan Akbar.
a.    Karti
Tokoh Karti adalah seseorang wanita muda yang berasal dari desa yang memiliki pendirian yang sangat teguh, Walau tidak berpendidikan tinggi, Karti cukup cerdas. Dia seorang pembantu yang taat kepada majikannya dan sudah dianggap sebagai keluarga Tuan Anwar, Karti juga orang yang yang punya tidak mau merepotkan orang lain dalam kesulitannya. Berikut kutipannya.
“Saya tidak mau menyusahkan Mas Akbar. Bagaimana hal itu sarnpai diketahui Tuan.” (Donggo 2007:46)
Dari kutipan diatas bisa kita lihat bahwa Karti adalah orang yang tidak suka merepotkan orang lain, kecuali keihlasan dari seorang yang menolongnya. Selain sifatnya itu dia juga kritis dalam menghadapi apapun yang terjadi. Berikut kutipannya.
“Akbar tersentak. Selama tiga tahun Karti bekerja di rumahnya tidak sekali is mendengar ucapan Karti yang menyentakan.ucapan yang menggambarkan dia memiliki pendidikan atau pengalaman lebih dari babu-babu lain.” (Donggo 2007:25-26)
Dari kutipan tersebut yang di kemukakan secara menyeluruh selain Karti tagas pada pendirian, sedikit memiliki kecerdasan secara emosional.
b.    Akbar
Akbar adalah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi. Dia adalah anak sulung Tuan Anwar yang mempunyai perbedaan pedapat politik dengan ayahnya. Sering diatara Akbar dan sang Ayahnya terjadi percekcokan atas perbedaan pendapat itu. Berikut kutipannya.
“Hanya sekali-kali terjadi pertengkaran mulut si sulung Akbar dengan
Tuan Anwar karena perbedaan penilainan terhadap hal-hal yang menyangkut soal politik dan perkembangan masaraka.” (Donggo
2007:2)
Selain itu Akbar memiliki sifat penolong kepada sesama kepada sesama. Berikut kutipannya,
“Saya ingin kamu mempunyai keterampilan lain selain babu.
Keterampilan jahit-menjahit atau keterampilan seperti membuat kue. Saya mempunyai uang sedikit. Terserah kamu anggap sebagai utang atau bukan”. (Donggo 2007:46).
c.    Tuan Anwar
Adapun tokoh utama dalam novel Batas Yang Kian Memanjang Karya A.D. Donggo yaitu Tuan Anwar, tokoh ini memiliki sikap yang keras akan pendapat, is merupakan eksponen 66' yang menggulingkan kekuasaan Soekarno.
Tokoh Tuan anwar memiliki pendirian yang tegas dan apa yang dia lihat yang tidak dapat menyukai hatinya. Berikut kutipannya.
“Sejak itu pula dia mulai membersihkan rumahnya yang berbau Soekarno. Buku-buku yang ditulis Soekarno sejak tahun 1920-an termasuk Indonesia menggugat yang terkenal itu yang pernah dikumpulkannya, semua dicampakannya”. (Donggo 2007:3)
Dari penggalan cerita diatas bahwa tokoh Tuan Anwar adalah seorang yang keras dalam berpendirian hingga rata-rata yang berkaitan dalam novel dengan Tuan Anwar didalam ini adalah ketidaksukaannya kepada Soekarno.
3.2.1    Tokoh Bawahan
a.    Nyonya Anwar
Dia adalah ibu Akbar yang memiliki sifat yang sama dengan Akbar, akan tetapi tidak seperti Akbar, tetapi dia istri Tuan Anwar yang sempurna dan baik. Berikut kutipannya.
Karti, saya mengajak kamu kembali ke rumah. Akan tetapi Karti menolak ajakan Nyonya Anwar. Saya tidak bias memaksa karnu, jika kelak punya kembali bekerja c:irumahku dengan segala senang hati saya menerima kamu. (Donggo 2007:40).
b.    Pak Dulkamid dan Bu Dulkamid
Pak Dulkamid dan Bu Dulkamid adalah keluarga yang menampung para pencari kerja. Berikut kutipannya
“Keluarga menyediakan rumah untuk menanpung para pencari kerja terutama gadis-gadis muda yang bersedia menjadi pembantu rumah tangga”. (Donggo 2007:15)
      c. Hilda
Hilda dan Kanda adalah teman Akbar sesama mahasiswa Fakultas Ekonomi. Berikut kutipannya.
Hilda seorang gadis temannya sekuliah tiba-tiba menjamah bahu dari belakang tanpa setahunya. (Donggo 2007:114).

      d.Tuan Andreas
Tuan Andreas adalah sahabat Tuan Anwar yang dulunya merupakan eksponen 66' yang bersama-sama menggulingkan rezim Soekarno. Berikut kutipannya:
Tuan Andreas berkunjung lagi ke rumah sahabatnya, Tuan Anwar. Kali ini disetai dengan istrinya. (Donggo 2007:54).
a.    Tara
Tara adalah sebagai orang bayaran. Berikut kutipannya.
Serahkan uang atau tidak. Laras pistol itu sudah berjarak sekitar lima puluh centimeter dari Tuan Anwar. (Donggo 2007:95).
b.    Mbok Tarmi
Mbok Tarmi adalah seorang pembantu rumah tangga dekat rumah Tuan Anwar yang mengetahui tempat Karti sementara tinggal, semenjak Karti keluar dari rumah Tuan Anwar. Berikut kutipannya.
Di depan rumah ada seorang pembantu rumah tangga yang sudah agak tua. Dia kelihatan baik, tidak senang mengunjing. Para pembantu yang muda-muda memanggilnya Mbok Tarmi. Di waktu senggang Karti sering ngobrol dengan Mbok itu. Akbar berfikir barang kali Mbok Tarmi mengetahui Karti pergi. (Donggo 2007:19).
c.    Syahfini
Syahfini adalah anak Tuan Anwar yang ke dua. Berikutkutipannya.
Syahfini, anak perempuan yang baru masuk perguruan tinggi. (Donngo 2007:2)
3.3 Latar Cerita (setting)
Latar merupakan unsur prosa fiksi yang paling mudah di kenali oleh pembaca. Sebuah novel tanpa menyajikan latar yang baik dapat menimbulkan cerita yang kurang menarik karena salah satu fungsi latar adalah untuk mendapatkan nilai-nilai estetis dalam sebuah karya sastra. Latar dalam novel Batas Yang Kian Memanjang dibedakan yaitu latar material.
a. Latar Tempat
Secara umum yang menjadi latar utama peristiwa-peritiwa dalam novel ini terdapat tiga tempat yaitu Tebet, pasar Ciplak, daerah Halim lama, Jakarta timur. yang kedua Senen Jakarta. Dan yang ketiga Gondadia Jakarta, beberapa daerah dijadikan sebagai daerah latar cerita novel Batas Yang Kian Memanjang.
Setting yang mengisahkan Karti yang diusir oleh majikannya dan pergi di daerah Ciplak daerah Halim lama Jakarta timur. Berikut kutipannya
Setelah Karti keluar dari rumah Tuan Anwar, Karti kembali kepangkalannya di pasar Ciplak, daerah Halim Lama, Jakarta Timur disana ada sebuah rumah yang dihuni keluarga Pak Dulkamid dan Jawa Tengah.(Donggo 2007:15).
Kutipan diatas merupakan daerah tempat tinggal Pak Dulkamid dan keluarganya. Selain itu daerah Senen merupakan tempat di mana Akbar dan Karti mantan pembantunya makan bersama. Berikut kutipannya
Mereka menuju di Senen. Di sana ada sebuah waning nasi gudeg yang cukup enak. Selera Akbar agak cocok dengan masakan waning itu walau agak manis lazimnya masakan Jawa. (Donggo 2007:69).
Daerah selanjutnya, yang merupakan tempat tinggal Tuan Anwar dan keluarganya adalah daerah Tebet.Berikut kutipannya.
Akbar ingin memperlihatkan kepada Karti bahwa Indonesia bukan daerah kecil melarat seperti kampung halamannya di Karanganyar, Atau daerah sekitar Tebet tempat tinggal Tuan Anwar. (Donggo 2007:123).
Dari beberapa kutipan-kutipan tersebut dan secara umum latar tempat seluruhnya berada daerah di Jakarta dan Karanganyar adalah asal Karti.


b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah "kapan" terjadinya peristiwa-peristiwa yang di ceritakan dalam sebuah karya fiksi. Waktu yang menjadi batasan untuk mengetahui kapan suatu peristiwa itu sedang terjadi. Biasanya berhubungan dengan waktu aktual. Latar waktu yang di tampilkan dalam novel ini bervariasi. Ada kalanya, pagi hari, siang hari, petang, dan malam hari. Latar waktu novel Batas Yang Kian Memanjang diuraikan sebagai berikut.
Di suatu sore dia pergi ke rumahnya mencari alamat Karti. Seperti Akbar, dia tidak susah mendepatkan rumah dipasar Ciplak. (Donggo 2007:36)
Dari kutipan diatas menjelaskan kepergian Nyonya Anwar yang pergi di
waktu sore hari. Selain itu yang berkaitan dengan waktu terdapat pada Akbar. Berikut kutipannya.
Seperti yang di janjikannya. Pagi-pagi sekali Akbar datang kerumah Karti. Dia disambut wajahnya terang oleh bekas babunya. (Donggo 2007:61)
Saya akan kembali kemari sekitar satu atau dua jam lagi. (Donggo 2007:65).
Novel Batas Yang Kian Memanjang terdapat menyatakan waktu. Seperti sebagai berikut.
Hatinya sedikit melemparkan kecurigaan. Dari mana mereka? Karti pulang dari kursus biasanya pulang jam 12 siang, sekarang sudah pukul tiga petang. (Donggo 2007:137)
Pada novel Batas Yang Kian Memanjang terdapat menyatakan tahun dimasa lampau yang di ceritakan kembali di masa kini. Berikut kutipannya.
Dahulu di tahun 1966 Tuan Anwar adalah seorang pejuang yang gagah
berani. (Donggo 2007:2)
Tapi mengapa di tahun 1960 tidak kau singgung. (Donggo 2007:56)
Dalam novel Batas Yang Kian Memanjang karya A.D. Donggo terdapat waktu yang terjadi peristiwa dalam cerita. Berikut kutipannya.
Dia hanya melihat jam tangannya hari sudah memunjukan pukul 15.00
sore. Pak Dulkamid dan Bu Dulkamid belum juga pulang. ( Donggo 2007:364).
Dari kutipan tersebut dan pada seluruh novel menggambarkan waktu, serta tahun yang telah lampau, akan tetapi tidak disertakan dengan tanggal, dan bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Addiana, 1990. Tinjauan tokoh tono dalam novel belenggu. Kendari. Skripsi.
Consuelo, dkk. Pengantar metode penelitian. Jakarta, Universitas Indonesia.
Donggo.A.D. Batas Yang Kian Memanjang. Jakarta. Balai Pustaka.
http://www.pusatbahasa.depdiknas.go.id. (Diakses tanggal 2 februari 2011).
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/27/pengertian-emosi. (Diakses tanggal 6 maret 2011).
http://mbahbarata.wordpress.com. (Diakses tanggal  2 februari 2011).
http://www.ilmupsikologi.com/?p=16. (Diakses tanggal 6 maret 2011).
Koeswara, E. 1986, Teori Kepribadian. Bandung: Eresko Bandung.
Mulyono, Anton. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Muctar, 1997/1998. Sastra dan Tekniknya. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Rene welek, 1989. Teori Kesustraan. Jakarta. Gramedia.
Somad, 2008. Aktif Kreatif Berbahasa Indonesia. Surabaya. Departemen Pendidikan Nasional dan Budaya.

1 komentar: