Pengunjung Blog

Musik

JKT48 Fortune Cookie Yang Mencinta – brought to you by mBoX Drive

Free Mp3 Uploads at mBoX Drive

Jumat, 25 Oktober 2013

Analisis Struktural Novel Rain Over Me Karya Arini Putri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

        a.  Ringkasan cerita

Novel ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Kim Hyu-Bin asli Korea Selatan yang kekurangan perhatian setelah ibunya meninggal, ayahnya sangat sibuk karena memiliki banyak restoran.
Sejak SD ia suka berkelahi, karena memiliki wajah yang tampan. Maka, banyak teman yang    iri padanya.
Ketika ayahnya pulang, Hyu-Bin sanga senang, Ia ingin berbicara banyak pada ayahnya untuk melepas kerinduhannya itu. Namun diurungkan keinginannya itu, setelah Ia melihat seorang wanita asli Indonesia dan anak kecil bersama ayahnya. Ia tak menerima bahwa wanita itu akan menjadi Ibu tirinya.
Tapi setelah mendengar nasehat anak kecil itu yang bernama Yuna, bahwa Ibu Farah merupakan ibu yang baik yang akan menjaga Hyu-Bin seperti anaknya sendiri. Akhirnya Ia dapat menerimanya.
Akhirnya mereka pun bersaudara tiri, Hyu-Bin sangat bahagia memiliki adik semanis dan sebaik Yuna, begitu pun Yuna Ia sangat menyayangi kakaknya itu. Tiba saatnya Yuna dan Ibunya akan kembali ke Solo Kota asalnya, karena nenek Yuna yang sedang sakit.Hyu-Bin sangat sedih, sifatnya dulu yang suka berkelahi kembali lagi. Walaupun Ia sudah menjadi mahasiswa.
Setelah tamat SMA, Yuna berniat kembali ke Korea untuk melanjutkan sekolahnya dan menjaga Hyu-bin yang kesepian.
Rasa sayang Hyu-bin kepada adiknya begitu besar, begitupun Yuna. Hingga ia merasa bahwa mereka saling mencintai. Yuna tak bias menerima itu, dan ia mencoba mendekatkan kakaknya pada gadis  bernama Han chae-rin, Ia pelayan di Little Kim’s Restorant yang akan menjadi teman kerja Hyu-bin.
Setelah berapa lamanya, dekat dengan Chae-rin, Hyu-bin pun akhirnya memiliki perasaan cinta, yang beda dengan rasa sayang pada adiknya. Chae-rin pun begitu, ia sangat menyayangi dan mencintai Hyu-bin meskipun Ia orang kaya.
Yuna sempat cemburu, tapi setelah dekat dengan Yoon jeon-seok, pria yang sempat mencintai Chae-rin. Yuna juga memiliki perasaan.
Setelah kakaknya menikah, ia kembali ke Solo Kota asalnya dan menjadi penulis novel terkenal sekaligus guru TK. Yoon jeon-seok mengejarnya di sana, dan mereka akhirna berbahagia, begitupun juga dengan Hyu-bin dan Chae-rin.     
                              
b.    Mengapa penting dibahas
        Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan. Sebuah karya prosa fiksi sudah tentu terdapat unsur-unsur yang membangun karya sastra. Analisis dan pemahaman unsur-unsur itu berperan penting dalam menentukan karya itu berkualitas atau tidak. Seorang penikmat karya sastra secara umum tentu beragam dalam hal memahami unsur-unsur yang ada di dalam karya sastra, serta dalam proses pencarian makna yang terkandung di dalam sebuah Novel. Ketika proses pencarian itu terkadang pembaca mengalami kejenenuhan dikarenakan sulit menangkap isi atau maksud cerita di dalam sebuah novel. Tidak jarang terjadi jurang pemisah antara pengarang dan pembaca. Terlebih sebagai mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia dituntut bukan hanya mampu menguraikan unsur-unsur yang ada di dalam sebuah karya prosa fiksi akan tetapi, juga mampu  menunjukkan hubungan antarunsur itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai.
Dalam rangka pemahaman tentang pendekatan objektif struktural, mahasiswa dituntut untuk dapat mempraktekkannya. Sebuah karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Tiap bagian akan menjadi berarti dan penting setelah ada hubngannya dengan bagian-bagian yang lain.
Novel Rain over me karya Arini Putri ini, walaupun novel pertama yng Ia tulis. Tapi, terkesan seperti penulis lama saja. Dengan isi ceritanya yang menarik dan tidak bosan dibaca terus menerus.

1.2    Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah analisis novel  ini adalah struktural novel Rain Over Me Karya Arini Putri.

1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mendiskripsikan struktural novel Rain Over Me Karya Arini Putri.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai struktural Rain Over Me Karya Arini Putri.
2.    Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai struktural novel Rain Over Me Karya Arini Putri.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Tokoh
Tokoh adalah pelaku dalam karya sastra dalam hal ini novel. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.
Tokoh cerita (character), menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1994: 165), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif. Atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan seorang tokoh yang hidup secara wajar, sebagaimana kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan. Kehidupan tokoh cerita adalah kehidupan dalam dunia fiksi maka ia haruslah bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan cerita atas perwatakan yang disandangnya. Jika terjadi seorang tokoh bersikap dan bertindak secara lain dari citranya yang telah digambarkan sebelumya, dan karenanya merupakan suatu kejutan, hal ini haruslah tidak terjadi begitu saja melainkan harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi plot sehingga cerita tetap memiliki kadar plausibilitas.  Tokoh itu bertindak secara aneh untuk ukuran kehidupan yang wajar maka sikap dan tindakannya haruslah tetap konsisten.
Nurgiantoro menjelaskan lebih lanjut bahwa pembagian tokoh dalam cerita dapat dilihat dari fingsi dan cara penampilannya. Berdasarkan funfsinya, tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)    Tokoh Sentral, adalah tokoh utama yang diceritakan dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi:
a.    Tokoh utama atau protagonis yakni tokoh yang memegang peran pimpinan. Ia menjadi sorotan dalam cerita.
b.    Tokoh antagonis yakni tokoh yang menentang protagonis.
c.    Tokoh wirawan/wirawati dan antiwirawan.
2)    Tokoh bawahan, adalah tokoh tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama. Tokoh bawahan dibedakan menjadi:
a.    Tokoh andalan, yakni tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan protagonis yang dimanfaatkan untuk memberi gambaran yang terperinci mengenai tikoh utama.
b.    Tokoh tambahan, yakni tokoh yang tidak memegang peran penting dalam cerita, misalnya tokoh lataran.
Berdasarkan cara penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan menjadi:
1)    Tokoh datar/sederhana atau pipih, yakni tokoh yang hanya diungkapkan salah satu segi wataknya saja. Watak tokoh datar sedikit sekali berubah. Termasuk di dalamnya adalah tokoh stereofit.
2)    Tokoh bulat/kompleks atau bundar, yakni tokoh yang wataknya kompleks, terlihat kekuatan dan kelemahannya. Ia mempunyai watak yang dapat dibedakan dengan tokoh-tokoh yang lain. Tokoh ini juga dapat mengejutkan pembaca, karena kadang-kadang dalam dirinya dapat terungkap watak yang tidak terduga sebelumnya.
Dari segi kejiwaan dikenal tokoh introvert dan ekstrover. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadaran. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Tokoh antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya pula.
Sami (1988: 12) mengemukakan bahwa ciri-ciri tokoh utama yaitu; (1) tokoh yang paling banyak terlibat dalam masalah pokok (tema) cerita, (2) tokoh yang banyak berinteraksi dengan tokoh lain, dan (3) tokoh yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama.
Beliau melanjutkan, tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa atau penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Realitas kehidupan manusia memang perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kehidupan tokoh cerita. Namun, haruslah disadari bahwa, hubungan antara tokoh fiksi dengan realitas kehidupan manusia tidak hanya berupa hubungan kesamaan saja, melainkan juga ada hubungan perbedaan. Tokoh manusia nyata memang memiliki banyak kebebasan, namun tokoh fiksi tidak pernah berada dalam keadaan yang benar-benar bebas. Tokoh karya fiksi hanyalah bagian yang terikat pada keseluruhannya, keseluruhan bentuk artistik yang menjadi salah satu tujuan penulisan fiksi itu sendiri.
Berdasarkan pengertian tentang tokoh yang telah diuraikan di atas ditambah dengan pengertian dari beberapa tokoh, maka dapat disimpulkan bahwa, tokoh adalah orang yang perperan dalam sebuah cerita fiksi, dimana tokoh ini terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari penulis yang akan menempatkan tokoh yang satu pada jenis tokoh yang mana dan tokoh yang lainnya lagi pada jenis tokoh yang mana, dan begitu selanjutnya.

2.2  Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita  yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
Alur merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting diantara berbagaiunsur fiksi yang lain. Tinjauan struktural terhadap karya fiksi pun sering lebih ditekankan pada pembicaraan alur, walau mungkin mempergunakan istilah lain. Masalah lnearitas struktur penyajian peristiwa dalam karya fiksi banyak dijadikan objek kajian. Hal itu, misalnya, terlihat dalam kajian sintagmatik, dan kajian menurut pendekatan kaum formalis Reusia yang dipertentangkan (dan mencari kesejarahan) antara fabel dan sujet.
Forster (1970 (1927): 93) berpendapat bahwa alur adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas. Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa alur sebuah karya sastra memiliki sifat misterius dan intelektual. Alur menampilkan kejadian-kejadian yang mengandung konflik yang mampu menarik ataupun mencekam pembaca. Hal itu mendorong pembaca untuk mengetahui kejadian-kejadian berikutnya. Namun, tentu saja hal itu akan dikemukakan begitu saja secara sekaligus dan cepat oleh pengarang, melainkan, mungkin saja, disiasati dengan hanya ditututrkan sedikit demi sedikit.
Oleh karena sifanya yang bersifat misterius maka untuk memahaminya diperlukan kemampuan intelektual. Tanpa disertai adanya daya intelektual, menurut Forster, tak mungkin orang dapat memahami alur cerita dengan baik. Hubungan antarperistiwa, kasus, atau berbagai persoalan yang diungkapkan dala sebuah karya, belum tentu ditujukan secara eksplisit dan langsung oleh pengarang. Menghadapi struktur narasi yang demikian, pembaca diharapkan mampu menemukan sendiri hubungan-hubungan tersebut. Untuk karya-karya tertentu yang tak tergolong berstruktur alur yang ruwet dan kompleks, pemahaman terhadap aspek itu mungki tidak sulit. Namun, tidak demikian halnya dengan karya-karya yang lain yang berstruktur sebalinya.
Abrams (1981:137) mengemukakan bahwa alur sebuah karya fiksi erupaka struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu. Penyajian peristiwa-perisriwa itu, atau secara lebih khusu aksi ‘actions’ tokoh baik yang  verbal maupun nonverbal, dalam sebuah karya bersifat linear, namun antara peristiwa-peristiwa yang dikemukakan sebelumnya dan sesudahnya belum tentu berhubungan langsung secara logis-bersebab-akibat. Pertimbangan dalam pengolahan struktur cerita, penataan peristiwa-peristiwa, selalu dalam kaitannya pencarian efek tertentu. Misalnya, ia dimaksidka untuk menjaga suspense cerita, untuk mencari efek kejutan, atau kompleksitas srtuktur.
Stanton ( dalam Nurgiantoro, 1994:133) mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang sati disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya mendasarkan dari pada urutan waktu saja belum merupaka alur. Agar menjadi sebuah alur, peristiwa-peristiwa itu haruslah diolah dan disiasati dengan kreatif. Sehingga, hasil pengolahan dan penyiasatan itu sendiri merupakan sesuatu yang menarik dan indah, khususnya dalam kaitannya dengan karya fiksi secara keseluruhan.
Alur setiap cerita berbeda-beda, namun pada dasarnya alur mengandung aspek-aspek seperti situasi awal, pengmbangan cerita, klimaks, dan penyelesaian. Memahami alur merupaka hal yang sangta penting karena dala setiap tahapanalur sebenarnya terkandung semua aspek yang berbentuk fiksi. Tahapan alur dibentuk oleh satu-satunya peristiwa. Setiap peristiwa selalu memiliki latar tertentu dan selalu menampilkan sesuatu tertentu pula.
Menurut Sami (1988: 45) alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam sebuah cerita yang disusun sebagai interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan-urutan bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian alur meruapakan perpaduan unsur yang membangun cerita.
Menurut Suharianto (1982: 28) alur adalah cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.
Selanjutnya, Suharianto menyebutkan bahwa alur terdiri atas lima bagian, yaitu:
(1) Pemaparan atau pendahuluan, yakni bagian cerita tempat pengarang mulai melukiskan suatu keadaan yang merupakan awal cerita.
(2) Penggawatan, yakni bagian yang melukiskan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita mulai bergerak. Mulai bagian ini secara bertahap terasakan adanya konflik dalam sebuah cerita. Konflik itu dapat terjadi antara tokoh dan tokoh, antara tokoh dan masyarakat sekitar, atau antara tokoh dan nuraninya sendiri.
(3) Penanjakan, yakni bagian cerita yang melukiskan konflik-konflik seperti yang disebutka di atas mulai memuncak.
(4) Puncak atau klimaks, yakni bagian yang melukiskan peristiwa sampai puncaknya.
(5) Peleraian, yakni bagian cerita tempat pengarang memeberikan pemecahan dari semua peristiwa yang telah terjadi dalam cerita atau bagian.
Dilihat dari penyusunan bagian-bagian alur tersebut, alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus, alur sorot balik (falsh back), dan alur campuran. Disebut alur lurus apabila cerita disusun mulai dari awal diteruskan dengan kejadian-kejadian berikutnya dan berakhir dengan pemecahan masalah. Apabila cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan bergerak ke muka menuju titik awal cerita disebut alur sorot balik. Sedangkan alur campuran yakni gabungan dari sebagian alur lurus dan sebagian alur sorot balik tetapi keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu sehingga tidak menimbulkan kesan ada dua buah cerita atau peristiwa yang terpisah, baik waktu maupun tempat kejadian. (Suharianto 1982: 29).
Dalam sebuah alur cerita, ada yang namanya tahapan alur. Tahapan tersebut yakni:
    Tahap Awal. Tahap ini biasanya disebut sebagai tahap perkenalan. Tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Misalnya berupa alam, waktu kejadiannya (misalnya ada kaitannya dengan waktu sejarah), dan lain-lain, yang pada garis besarnya berupa deskripsi setting. Selain itu, tahap awal juga sering dipergunakan untuk poengenalan tokoh-tokoh cerita, mungkin berwujud deskripsi fisik, bahkan mungkin juga telah disinggung (walau secara implisit) perwataknya.
Fungsi pokok tahap awal (pembukaan) sebuah cerita adalah untuk memeberikan informasi dan penjelasan seperlunya khususnya yang berkaitan dengan pelatar dan penokohan
    Tahap Tengah. Tahap ini dapat pula disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegang. Konflik yang dikisahkan itu dapat berupa koflik internal, konflik yang terjadi dalam diri seorang tokoh, konflik eksternal, konflik atau pertentang yang terjadi antartokoh cerita, antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Pada tahap inilah konflik berkembang semakin meruncing, menegangkan dan mencapai klimaks, dan pada umumnya tema pokok, makna pokok cerita diungkapkan.
    Tahap Akhir. Tahap ini disebut juga tahap peleraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini bisa berisi bagaimana penyelesaian yang bersifat tertutup menunjuk pada keadaan akhir sebuah karya fiksi yang memang sudah selesai, cerita sudah selesai sesuai dengan tuntutan logika cerita yang dikembangkan. Sesuai dengan logika cerita itu pula para tokoh cerita telah menerima “nasib” sebagaimana peran yang disandangnya.
Selain tiga tahapan di atas, terdapat pula tahapan alur dalam rincian lain. Yakni:
1.    Tahap Situation (tahap penyituasian), tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupaka tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
2.    Tahap Generating circumstances (tahap pemunculan konflik). Pada tahap ini, masalah dan peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. tahap pertama dan kedua pada pembagian ini, tampaknya, berkesuaian dengan tahap awal pada penahapan seperti yang dikemukakan di atas.
3.    Tahap rising action (tahap peningkatan konflik). Pada tahap ini, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya kemudian berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. Konflik-konflik itu terjadi, internal, eksternal, ataupun keduanya, pertentangan-pertentangan, benturan-benturan antarkepentingan, masal, dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tak dapat dihindari.
4.    Tahap climax (tahap klimaks). Pada tahap ini, pertentangan yang telah terjadi pada tahap sebelumnya kini sampai pada puncak pertentangan itu sendiri. Kliomaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama. Sebuah fiksi yang panjang mungkin akan memiliki lebih dari satu klimaks, atau paling tidak dapat ditafsirkan demikian.
5.    Tahap denouement (tahap penyelesaian), tahap yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-subkonflik, atau konflik-konflik tambahan jika ada, juga diberi jalan keluar, cerita diakhiri.
Dari berbagai uraian di atas, mulai dari pengertian alur menurut beberapa ahli, sampai dengan pembagian dari alur itu sendiri, maka dapat disimpulkan bahwa alur adalah jalinan peristiwa secara beruntutan dalam cerita dengan memperhatikan hubungan sebab akibat sehingga cerita itu merupakan kesatuan yang padu, bulat dan utuh. Pada sebuah alur ada beberapa tahapan rangkaian peristiwa yang terjalin melalui satu kisah. Tahap tersebut pada intinya merupakan awal cerita, pertengahan yang memunculkan klimaks dan kemudian bagian akhir cerita yang merupaka selesaian dari sebuah klimaks.
2.3  Latar
Berhadapan dengan sebuah karya fiksi, pada hakikatnya kita berhadapan dengan sebuah dunia, dunia dalam kemungkinan, sebuah dunia yang sudah dilengkapi dengan tokoh penghuni dan permasalahan. Namun, tentu saja, hal itu kurang lengkap sebab tokoh dengan berbagai pengalaman kedupannya itu memerlukan ruang lingkup, tempat dan waktu, sebagaimana halnya kehidupan manusia di dunia nyata. Dengan kata lain, fiksi sebagai sebuah dunia, di samping membutuhkan tokoh, cerita, dan alur, juga perlu latar.
Penggambaran suatu latar dalam cerita bersifat logis, pembaca akan merasakan keutuhan dan kenikmatan untuk dapat menentukan kualitas makna yang terkandung dalam cerita. Boleh jadi penempatan latar dapat membawa pembaca menuju kekaruan, apabila pengarang tidak mampu menyatukan dengan unsur-unsur lain. Kehadiran latar tidak dapat dipaksakan dalam pemilikannya, karena dapat menjadi penyebab untuk tidak tertariknya pembaca dalam membangkitkan daya minat baca sebuah karya sastra.
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkingan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981: 175).
Menurut Wiyanto (2005: 82) latar atau setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Selanjutnya, Nurgiantoro (1994: 217) menyebutkan bahwa latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.
Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah aungguh-sunggu ada dan terjadi. Setting bukan hanya menunjukkan tempat dan waktu tertentu tetapi juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam debunya, pemikiran rakyatnya, kegilaan mereka, gaya hidup mereka, kecurigaan mereka dan sebagainya (Sumardjo, 1986: 76).
Selain itu, Suharianto (1982: 33) mengemukakan bahwa latar disebut juga setting: yaitu tempat atau waktu terjadi cerita. Waktu terjadi cerita dapat semasa dengan kehidupan pembaca dan dapat pula sekian bulan, tahun, atau abad yang lalu. Tempat terjadinya peristiwa dapat di suatu desa, kantor, daerah, bahkan negara mana saja.
Wiyanto (2005: 82) menyebutkan bahwa latar atau setting mencakup tiga hal, yaitu setting tempat, setting waktu, dan setting suasana.

2.3.1    Setting Tempat
Setting tempat adalah tempat peristiwa itu terjadi. Sebuah peristiwa dapat terjadi di halaman rumah, ruang tamu, di kamar belajar, atau demana saja.

2.3.2    Setting Waktu
Setting waktu adalah kapan peristiwa itu terjadi. Sebuah peristiwa dapat saja terjadi pada masa sepuluh tahun yang lalu, zaman Majapahit, zaman revolusi fisik, atau zama sekarang.

2.3.3    Setting Suasana
Peristiwa itu terjadi dalam suasana apa? Suasana ada dua macam, yaitu suasana batin dan suasana lahir. Yang termasuk suasana batin, yaitu perasaan bahagia, sedih, tegang, cemas, marah, dan sebagainya yang dialami oleh pelaku. Sementara yang termasuk suasana lahir ialah sepi (tak ada gerak), sunyi (tak ada suara), senyap (tak ada suara dan gerak). Romantis, hirukpikuk, dan lain-lain.
Sumardjo (1996: 76) juga menyatakan bahwa latar atau setting dalam prosa fiksi dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: (1) latar alam (geography setting), yang di dalamnya menggambarkan tempat/lokasi peristiwa yang terjadi dalam alam ini, (2) latar waktu (temporal setting), di dalamnya menggambarkan kapa peristiwa itu terjadi, jam berapa, musin apa dan sebagainya, (3) latar sosial (social setting), di dalamnya menggambarkan lingkungan sosial mana peristiwa itu terjadi, dan (4) latar ruang (spatial setting), latar yang menggambarkan ruang peristiwa itu berlangsung, apakah di dalam kamar atau di ruang pesta, atau sebagainya.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa latar (setting) adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar atau setting terbagi atas beberapa macam, yaitu latar waktu, tempat, (alam atau ruangan), suasana, dan latar sosial.

2.4  Pendekatn Struktural
Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum formalis rusia dan strukturalisme paraha. Pendekatan ini mendapat mendapat pengaruh langsung dari teori Saussure yang mengubah studi linguistik dari pendekatan diakronik kesingkronik. Studi linguistic tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antar unsurnya. Masalah unsure dan huungan antarunsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini. Sebuah karya sastra, menurut kaum structural adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensi oleh berbagai nsur pembangunnya (Nurgiantoro, 2007: 36).
Pendekatan struktural bertolak dari asumsi bahwa sebagai karya kreatif memiliki otonomi penuh yang harus diteliti sebagai sosok yang berdiri dengan berbagai aspek yang membangun karya tersebut., seperti tema, alur, tokoh, dan penokohan, gaya bahasa serta hubungan harmonis antara aspek yang mampu membuatnya sebagai karya sastra (Semi, 1985: 44).
Wahid (2004: 1) mengemukakan pendekatan srtuktural adalah pendekatan yang memebatasi diri pada penelahan karya sastar itu sendiri terlepas dari soal pengarang dan pembaca. Senada dengan pendapat Wahid, Pradokosomo (2001: 46) menyebut pendekatan ini sebagai aliran orgosentrik, maksudnya bahwa pendekatan ini membatasi diri pada karya sastra itu sendiri dan sedapat mngkin mengesampiafi dan ngkan data biografi dan historik.
Analisis struktural bertujuan memaparkan dengan cermat dan teliti keterjalinan semua unsur karya sastra yang bersama-sama menghasilkan unsur yang seutuhnya. Tanpa analisis struktural, maka kebulatan makna intrinsik, maka kebulatan makna intrinsikdari karya sasta tidak dapat diungkap.

BAB III
METODE PENELITIAN
   
3.1  Data Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam makalah ini adalah data tertulis berupa novel yang berjudul “Rain Over Me” karangan Arini Putri..
Sumber data dari penelitian ini adalah novel Rain Over Me diterbitkan di Jakarta tahun 2012 oleh penerbit GagasMedia.

3.2  Teknik Analisis
Makalah ini hasil analisis dengan menggunaksan pendekatan struktural artinya karya sastra dalam hal ini adalah novel yang di dianalisis berdasarkan strukturnya, dan mengacu pada pembahasan hal-hal yang menyusun cerita itu sendiri yaitu tokoh, alur, dan latar. Dimana pada dasarnya ketiga hal pokok di ataslah yang membangun dan menciptakan suatu cerita, tanpa merekah sebuah cerita yang takkan terjadi.

  BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Tokoh
4.1.1  Idetenfikasi Tokoh

•    Kim Hyu-Bin merupakan anak satu-satunta keluarga Kim, Ibunya telah meninggal dunia. Namun semenjak SD, ayahnya menikahi orang yang berkebangsaan Indonesia, tepatnya Kota Solo. Ia pun akhirnya memiliki ibu dan adik tiri.
•    Yuna berkebangsaan Indonesia, namun setelah ibunya menikah dengan ayah Hyu-Bin yang berkebangsaan Korea, Ia pun dapat tinggal di sana dan memiliki kakak dan ayah tiri yang baik dan perhatian padanya.
•    Han Chae-Rin berkebangsaan Korea, Ia sangat membenci ibunya yang telah meninggalnya, ayah, dan adiknya demi menikahi orang kaya. Ia bekerja sebagai pelayan di Little Kim’s Restorant dan akhirnya dekat dengan Kim Hyu-Bin.
•    Ibu Farah berkebangsaan Indonesia, Ia ibu kandung Yuna dan akhirnya menikah dengan ayah Kim Hyu-Bin yang berkebangsaan Korea dan menjadi ibu tiri Kim Hyu-Bin.
•    Ayah Hyu-Bin berkebangsaan Korea, pemilik Restoran Kim yang terkenal di Korea. Ia menikahi Ibu Farah yang berkebangsaan Indonesia dan akhirnya menjadi ayah tiri Yuna.
•    Pelayan Shin merupakan pelayan keluarga Kim, yang selalu menjaga Kim Hyu-Bin dan Yuna, walaupun mereka sudah dewasa.
•    Dong Gang Soo dan Kang Seon-Joun merupakan pelayan di Little Kim’s Restorant
•    Han Soo-Min merupakan adik kandung Han Chae-Rin,yang ditinggalkan oleh ibunya sendiri demi menikahi orang kaya.
•    Yoon Jeon-Seok merupakan senior Yuna dan Kim Hyu-Bin ketika SD, Ia sangat mencintai Han Chae-Rin, walaupun Han Chae-Rin sangat membencinya karena Ia merupakan orang kaya.
•    Ibu Chae-Rin merupakan Ibu kandung Chae-Rin dan Han Soo-Min, ia meninggalkan suami dan anak-anaknya, demi menikah dengan orang kaya.
•    Ayah Chae-Rin merupakan ayah yang bijaksana dan perhatian, ia selalu menasehati Chae-Rin untuk tidak membenci semua orang kaya, hanya karena ibunya.
•    Tuan Lim merupakan di Little Kim’s Restorant sekligus bos Chae-Rin, Hyu-Bin, Dong Gang-Soo dan Kang Seon-Joun yang baik dan tegas.

4.1.2     Karakter Tokoh
1.     Hyu-Bi         :  Sombong, suka berkelahi, baik, jail, pertahian, dan penyayang.
2.    Yuna                :  Baik, manis, manja, lucu, perhatian, suka mengalah, tegar,    dan penyayang.
3.    Han Chae-Rin   : baik, ramah, rajin, pendendam, penyayang, perhatian, mandiri.
4.    Pelayan Shin                :  baik, berwibawa, dan taat.
5.    Ayah Hyu-Bin          :  baik, tegas, perhatian.
6.    Tuan Lim                  :  tegas dan baik.
7.    Dong Gang-Soo        : baik, lucu, dan perhatian.
8.    Kang Seon-Joung      : baik. Lucu, dan perhatian.
9.    Hang Soo-Min           : lucu.
10.    Yoon Jeoung- Seouk : baik, perhatian, ramah, pantang menyerah, dan tegas.
11.    Ibu Chae-Rin             : jahat dan tega.
12.    Ayah Chae-Rin          : baik, perhatian, dan tegas.
4.1.3    Hubungan Antar Tokoh
•    Hyu-Bin dengan Yuna bersaudara tiri.
•    Hyu-Bin dengan Han Chae-Rin sesame pelayan dan akhirnya menjadi suami istri.
•    Han Chae-Rin dan Yuna saudara ipar.
•    Ayah Hyu-Bin adalah ayah tiri Yuna.
•    Ibu Farah adalah ibu tiri Hyu-Bin.
•    Pelayan Shin adalah pelayan keluarga Kim.
•    Tuan Lim adalah manager di Restoran Little Kim’s sakaligus bos Hyu-Bin dan Chae-Rin.
•    Dong Gang-Soo dan Kang Seon-Joung teman kerja Hyu-Bin dan Chae-Rin.
•    Han Soo-Min adik Chae-Rin.
•    Yoon Jeoung-Seouk senior sekaligus calon suami Yuna.

4.1.4    Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak melakukan hubungan dengan tokoh lain. Meskipun semua tokoh dalam cerita saling berhubungan satu sama lain namun yang paling banyak menggerakan alur cerita adalah Kim Hyu-Bin.
    Tokoh utama dalam novel ini adalah Kim Hyu-Bin.

4.1.5 Tokoh Bawahan
    Tokoh bawahan adalah adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral.
    Tokoh bawahan dalam novel :
    Pelayan Shin
    Ayah Hyu-Bin
    Ibu Farah
    Tuan Lim
    Kang Seoun-Joung
    Ayah Chae-Rin

4.1.6  Tokoh Bulat
    Tokoh bulat adalah tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak.
    Tokoh bulat dalam novel :
    Kim Hyu-Bin
    Han Chae-Rin
    Yuna

4.1.7 Tokoh Datar
Tokoh Datar adalah tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun, kancil, film animasi).
Tokoh datar dalam novel ini :
    Dong Gang-Soo
    Kang Seon-Joung.

4.1.8  Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
    Tokoh protagonis dalam novel ini:
    Yuna
    Han Chae-Rin
    Kim Hyu-Bin.

4.1.9  Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
    Tokoh antagonis dalam novel ini :
    Ibu Han Chae-Rin

4.2  Alur
4.2.1 Alur Sekuen
    Bandara Internasional Incheon.
    Hyu-Bin menunggu tamu Ayah di Bandara.
    Hyu-Bin berkelahi di sekolahnya.
    Pelayan Shin mengantar Hyu-Bin ke dokter langganannya.
    Hyu-Bin mengingat Ibunya yang meninggal.
    Hyu-Bin bertemu Ibu Farah calon ibu tirinya.
    Hyu-Bin berkenalan dengan Yuna calon adik tirinya.
    Hyu-Bin takut punya ibu tiri.
    Hyu-Bin bercerita dengan Yuna.
    Yuna senang akan punya kakak.
    Yuna ingin keliling Korea.
    Hyu-Bin mengonceng Yuna naik sepeda.
    Hyu-Bin bahagia mamiliki ibu dan adik tiri.
    Hyu Bin menatap langit sore bersama Yuna.
    Hyu-Bin melukis keindahan langit sore.
    Ibu Farah membacakan dongeng untuk Hyu-Bin dan Yuna.
    Hyu-Bin dan Yuna berangkat ke sekolah.
    Min Dong Wook mengajak Hyu-Bin berkelahi.
    Hyu-Bin nyaman berjalan dengan Yuna.
    Yuna dan Hyu-Bin bercerita.
    Hyu-Bin berjanji takkan berkelahi.
    Yuna menyanyikan lagu favoritnya.
    Hyu-Bin melukis Yuna.
    Ayah bercerita dengan Ibu Farah.
    Hyu-Bin mendengar pembicaraan Ayah dan Ibu Farah.
    Hyu-Bin melihat Yuna tidur.
    Yuna melihat Hyu-Bin menangis.
    Yuna kembali tidur.
    Hyu-Bin mengajar Yuna naik sepeda.
    Yuna terjatuh.
    Yuna menangis.
    Hyu-Bin membentak Yuna.
    Yuna terjatuh lagi dari sepedanya.
    Yuna menangis kesakitan.
    Lutut Yuna berdarah.
    Yuna diberi kado.
    Yuna dan Ibu Farah kembali ke Solo.
    Hyu-Bin memburu mobil Yuna.
    Hyu-Bin terjatuh di aspal.
    Hyu-Bin dikeroyok.
    Pelayan Shin marah.
    Ayah memarahi Hyu-Bin.
    Hyu-Bin merasa kosong.
    Hyu-Bin dijemput Pelayan Shin.
    Hyu-Bin ke restoran.
    Pelayan Shin bicara dengan Tuan Lim.
    Hyu-Bin bicara dengan seorang gadis.
    Hyu-Bin bertengkar dengan seorang gadis.
    Hyu-Bin menjadi pelayan.
    Hyu-Bin marah pada ayah.
    Hyu-Bin berkenalan dengan sesama pelayan.
    Dong Gang-Soo bertanya pada Hyu-Bin.
    Han Chae-Rin memarahi mereka.
    Hyu-Bin mengingat Yuna.
    Chae-Rin membenci orang kaya.
    Hyu-Bin bekerja.
    Chae-Rin memarahi Hyu-Bin.
    Hyu-Bin membela diri.
    Han Chae-Rin meremehkan Hyu-Bin.
    Han Chae-Rin menatap Hyu-Bin.
    Hyu-Bin kecapean.
    Hyu-Bin melihat lukisan.
    Hyu-Bin membersihkan meja.
    Han Chae-Rin digoda pelanggan.
    Hyu-Bin menghajar pelanggan.
    Han Chae-Rin marah.
    Hyu-Bin kesal.
    Han Chae-Rin meminta maaf.
    Ayah bicara dengan Chae-Rin.
    Ayah menasehati Chae-Rin.
    Chae-Rin membenci ibunya.
    Chae-Rin mengingat perkataan Hyu-Bin.
    Chae-Rin kesal.
    Chae-Rin meminta maaf.
    Kim Hyu-Bin tertawa kecil.
    Chae-Rin membelikan kado adiknya.
    Jeoun Seouk ke rumah Chae-Rin.
    Tuan Lim memanggil Hyu-Bin ke ruangannya.
    Chae-Rin ke ruang kerja Tuan Lim.
    Tuan Lim memarahi Hyu-Bin.
    Chae-Rin menjelaskan permasalahannya.
    Chae-Rin melihat lukisan Hyu Bin.
    Chae-Rin kesal dengan sikap dingin Hyu-Bin.
    Chae-Rin terjatuh menindis Hyu-Bin.
    Chae-Rin merasakan hal aneh dengan perasaannya.
    Yuna mengingat Hyu-Bin.
    Yuna berada di Bandara Incheon.
    Hyu-Bin ditelepon ayah.
    Hyu-Bin menjemput tamu ayah.
    Yuna menunggu Hyu-Bin.
    Hyu-Bin senang bertemu Yuna kembali.
    Yuna memberikan kenang-kenangan dari Solo.
    Hyu-Bin tersenyum senang.
    Hyu-bin membeli sebukrt bunga lili putih.
    Chae-rin marah.
    Yuna berkenalan dengan pelayan.
    Hyu-Bin kecapean.
    Yuna marah.
    Hyu-Bin kesal dengan Chae-Rin.
    Yuna bertemu Che-Rin.
    Chae-Rin kaget.
    Yuna dan Hyu-Bin bersaudara tiri.
    Chae-Rin gugup.
    Yuna bertemu seniornya dulu.
    Yuna dan Yoon Jeon-Seok bercakap.
    Chae-Rin salah tingkah.
    Tangan Chae-Rin terluka.
    Hyu-Bin mengobatinya.
    Chae-Rin aneh.
    Yuna menasehati Hyu-Bin.
    Yuna ingin jadi penulis novel.
    Chae-Rin memperhatikan lukanya.
    Chae-Rin mencintai Hyu-Bin.
    Han Soo-Min ke kamar Chae-Rin.
    Chae-Rin menjatuhkan sup.
    Kang Seon Joon membantunya.
    Chae-Rin melihat isinya.
    Chae-rin menangis.
    Yuna menatap langit.
    Yuna menatap langit.
    Yuna berdiri di pinggir jalan.
    Yoon jeon-seok bercerita dengan Yuna.
    Yuna tersenyum melihat langit sore.
    Hyu-bin oppa duduk di sofa.
    Hyu-bin marah.
    Yuna keliling Kota Seoul bersama paman shin.
    Yuna bertemu Chae-Rin.
    Yuna ke rumah Chae-rin.
    Yuna dan Chae-rin bercerita.
    Chae-rin melihat Hyu-Bin.
    Chae-rin merasa sesak melihat yuna dan hyu-bin.
    Chae-rin mengkhayal.
    Yoon jeon-seuk menghubungi chae-rin.
    Yoon jeon-seuk meminta chae-rin ke kantornya.
    Yoon jeon-seuk mempertemukan chae-rin dengan ibunya.
    Chae-rin tak mau disentuh ibunya.
    Chae-rin menangis.
    Chae-rin marah dengan Yoon jeon-seok.
    Yoon jeon-seok menyakiti Chae-rin.
    Chae-rin menangis di pinggir jalan.
    Bertemu Hyu-bin.
    Hyu-bin memberi sapu tangan
    Mereka bersama di ayunan.
    Mereka bercerita.
    Yoon jeon-seok menghubungi Yuna.
    Mengajak bertemu.
    Yoon-jeon seuk menghubungi Yuna.
    Mengajak bertemu.
    Yoon jeon-seok dan Yuna bercerita.
    Yoon jeon-seok mencoba melupakan Chae-rin.
    Kim hyu-bin dipanggil Tuan Lim di ruangannya.
    Chae-rin juga dipanggil Tuan Lim.
    Chae-rin diberi tugas oleh Tuan Lim.
    Chae-rin melatih Hyu-bin menjadi pelayan yang ramah.
    Mereka semakin dekat.
    Yuna melihat Chae-rin dan Hyu-bin bersama.
    Yuna menangis melihatnya.
    Yuna bertemu Yoon Jeon-seok.
    Yoon jeon-seok terkejut melihat Hyubin dan Chae-rin.
    Yuna mencintai Hyu-bin.
    Yoon jeon-seok terdiam.
    Yuna melihat lukisan.
    Ayah Yuna dan hyu-bin pulang.
    Ayah mengajak makan malam bersama.
    Ayah senang melihat Yuna dan Hyu-bin.
    Ulang tahun Kim’s Restaurant.
    Hyu-bin kecewa.
    Yuna bersama Yoon jeun-seok ke pesta.
    Yoon jeun-seok berbohong.
    Chae-rin kaget.
    Yuna sakit hati.
    Yoon jeun-seok bertanya pada Yuna.
    Hyu-bin belum pulang.
    Yuna khawatir.
    Yuna mengajak Paman Shin mencari Hyu-Bin.
    Hyu-bin basah kuyup.
    Yuna membawa Hyu-bin ke rumah Chae-rin.
    Chae-rin khawatir.
    Hyu-bin sakit.
    Ayah berbincang dengan Chae-rin.
    Kim Hyu-bin terbangun.
    Yuna flu.
    Chae-rin memberikan kado pada Yuna.
    Chae-rin cemburu pada Yuna.
    Hyu-bin kembali ke rumah.
    Hyu-bin kecewa dengan Yuna.
    Yuna duduk di depan.
    Yoon jeon-seok menemui Yuna.
    Hyu-bin cemburu dengan Yoon jeon-seok.
    Waktu gajian.
    Hyu-bin sangat senang.
    Dong gang-soo dan Kang seon-joon menggoda Hyu-bin danChae-rin.
    Chae-rin mengajak Hyu-bin kencan.
    Yuna bersama Yoon jeon-seok.
    Hyu-bin pulang bersama Chae-rin.
    Yoon jeon-seok dan Yuna cemburu.
    Hyu-bin memberikan syal pada Yuna.
    Hyu-bin dan Chae-rin berkencan.
    Chae-rin terlambat 15 menit.
    Chae-rin kecewa.
    Hyu-bin membeli sandal untuk Chae-rin.
    Hyu-bin memuji Chae-rin.
    Hyu-bin semakin dekat dengan Chae-rin.
    Jeon-seok menemui Chae-rin.
    Mereka mengobrol.
    Jeon-seok menjelaskan semua.
    Jeon-seok memohon.
    Jeon-seok memeluk Chae-rin.
    Kim hyu-bin malihatnya.
    Hyu-bin cemburu.
    Hyu-bin marah.
    Chae-rin takut dan tak percaya.
    Hyu-bin menghajar Yoon jeon-seok.
    Chae-rin marah pada Hyu-bin.
    Chae-rin menangis.
     Yuna menghubungi Hyu-bin.
    Hyu-bin kecelakaan.
    Yuna khawatir.
    Yuna mencari nomor ruangan Hyu-bin.
    Ayah menangis.
    Ibu Farah menghubungi Yuna.
    Ibu Farah khawatir.
    Ibu Farah menasehati Yuna.
    Yoon jeon-seok dating.
    Chae-rin menjaga Hyu-bin.
    Yuna melihat Chae-rin menangis.
    Chae-rin mengungkapkan perasaannya.
    Yuna mendengarnya.
    Hyu-bin juga mencintai Chae-rin.
    Hyu-bin sadar.
    Hyu-bin menggenggam tangan Chae-rin.
    Chae-rin sakit.
    Yuna mengantar Chae-rin pulang.
    Yoon jeon-seok berbicara dengan Hyu-bin.
    Hyu-bin berangkat kerja.
    Yuna tersenyum manis.
    Chae-rin membersihkan meja.
    Mereka senang Hyu-bin bekerja.
    Han chae-rin khawatir.
    Kang seon-joon dan Dong gang-soo menggoda.
    Hyu-bin salah tingkah.
    Hyu-bin meminta maaf.
    Hyu-bin menggoda Chae-rin.
    Hyu-bin melukis Chae-rin.
    Mereka bercanda.
    Hyu-bin memukul Dong gang-soo.
    Chae-rin menjelaskan sesuatu.
    Chae-rin bingung.
    Yuna tertidur pulas.
    Hyu-bin hanya mengagumi dan menyayangi Yuna.
    Yuna menyelesaikan novelnya.
    Hyu-bin mengonceng Yuna.
    Yuna tak mau diajar naik sepeda.
    Melukis langit sore.
    Yuna menanyakan perasaan Hyu-bin.
    Hyu-bin mengajak chae-rin bertemu.
    Chae-rin bingung.
    Hyu-bin menggoda.
    Hyu-bin meledek Chae-rin.
    Chae-rin emosi.
    Hyu-bin memberikan hasil lukisannya.
    Chae-rin sangat senang.
    Hyu-bin mengungkapkan perasaannya.
    Chae-rin malu.
    Chae-rin juga mencintai Hyu-bin.
    Beberapa tahun kemudian.
    Novel Yuna telah terbit.
    Hyu-bin dan Chae-rin telah menikah.
    Chae-rin hamil.
    Yuna sangat senang.
    Yuna menjadi penulis terkenal sekaligus guru TK.
    Chae-rin bertemu jeon-seok.
    Chae-rin mengelola restoran.
    Jeon-seok akan menyusul Yuna.
    Yuna menjadi terkenal.
     Yuna diwawancarai.
    Yuna sangat senang berada di dekat anak-anak.
    Jeon-seok menemui Yuna di Solo.
    Jeon-seok melamar Yuna.
    Yuna sangat senang.
4.2.2  Alur Episodik
PERISTIWA AWAL         TRANSFORMASI            PERISTIWA AKHIR
Hyu-Bin kesepian             Ayah Hyu-Bin menikah       Yuna dan Hyu-bin bersaudara
Hyu-bin kerja                    disuruh Ayah                      Hyu-bin dan chae-rin kenal
Jeon-seok kenal Yuna       karena seniornya                       Akhirnya dekat
Chae-rin ditinggal ibu        karena menikah                     Chae-rin membencinya
Yuna cinta kakaknya        karena salah paham                 mencoba menjauhinya
Chae-rin benci Seok           menolaknya                             karena ia orang kaya       
Yuna ke Solo                   kerena nenek sakit                     rindu kakaknya
Kembali ke Seoul            untuk Kuliah                              tinggal di Seoul
Chae-rin menikah            cinta Hyu-bin                                hidup bahagia
Yuna pulang                  menyelesaikan novel                       menjadi terkenal
Seok ke Solo                karena Yuna                                 mereka bersama


4.2.3  Struktural Alur
•    Pengenalan
Hyu-bin mengenal Yuna ketika Ayahnya menikahi Ibu Farah yang merupakan Ibu Yuna dan mereka akhirnya bersaudara tiri.
    Hyu-bin mengenal Han-chae-rin di salah satu restoran ayahnya, yang bekerja sebagai pelayan.
•    Konflik
    Chae-rin membenci orang kaya kerena ibunya meninggalkan Ia dan ayahnya hanya untuk menikah dengan orang kaya.
    Hyu-bin sangat menyayangi Yuna adik tirinya, saking sayangnya ia merasakan hal yang berbeda begitupun Yuna, Ia merasakan perasaan cinta kepada kakaknya sendiri.
    Chae-rin tak bisa mencintai Yoon jeon-seok yang lebih dulu mencintainya, bahkan ia sempat membencinya karena ia merupakan orang kaya walaupun Jeon-seok sudah sangat baik padanya.
    Han chae-rin tiba-tiba mencintai Hyu-bin walaupun ia juga orang kaya, karena sifat Hyu-bin yang suka membuat kesal, hangat dan perhatian.
•    Klimaks  
    Hyu-bin menyadari bahwa perasaan yang dimilikinya pada Yuna bukan perasaan cinta tapi hanya saying sebagai adik, kerena Yuna lah satu-satunya yang memperhatikannya  sebagai kakal setelah mamanya meninggal dan ayahnya menikahi Ibu Farah yang merupakan Ibu Yuna. Begitupun Yuna, rasa sayang dan ketidakrelaannya melihat Hyu-bin dan Chae-rin itu bukanlah perasaan jatuh cinta, tapi hanya perasaan takut kehilangan saja.
    Hyu-bin dan Chae-rin akhirnya menikah, Yoon jeon-seok dapat menerimanya dan dapat menyadari perasaannya kalau Ia mencintai Yuna, dan akhirnya melamarnya di Kota Solo.

4.3  Latar
4.3.1  Latar Tempat dan Waktu

•    Pagi di Bandara Internasional Incheun
•    Siang di Kelas
•    Malam di kamar
•    Malam di meja makan
•    Pagi di halaman
•    Pagi di sekolah
•    Sore di taman belakang rumah
•    Malam kamar ayah
•    Malam kamar Yuna
•    Pagi di kampus
•    Siang di little kim’s restorant
•    Kamar Hyu-bin
•    Malam di rumah chae-rin
•    Angin malam bertiup di jendela kamar
•    Malam di Pinggir jalan
•    Cafe
•    Malam di rumah sakit
•    Sore depan pagar rumah chae-rin
•    Di depan rumah makan
•    Malam  di depan pintu kamar yuna
•    Sore hari melukis langit
•    Sore hari di taman
•    Sore di toko
•    Halaman depan TK

4.3.2  Latar Sosial/Budaya
    Latar Sosial
Novel Rain Over Me muncul berawal dari khayalan pribadi penulis membuat sebuah drama untuk pasangan favoritku, SoEulmate (So Yi-Jung & Chu Ga-Eul).
Impian penulis untuk novel ini sangat sederhana. Ia hanya ingin membuat sebuah novel yang bisa membuat pembaca tersenyum dan setelah membaca pun ada kenangan manis tersimpan di ingatan pembaca. 

    Latar Budaya
    Novel ini bercerita tentang orang berkebangsaan Korea tepatnya Seoul dengan kebudayaannya jika bertemu seseorang akan menundukkan kepala dengan sopan.

4.4  Hal Menarik
Dalam novel Rain Over Me karya Arini Putri ini hal menariknya adalah rasa sayang berlebihan yang diberikan Kim Hyu-Bin kepada adik tirinya, begitupun sebaliknya sehingga merasa sempat mengira mereka saling mencintai.
Cinta segitiga antara Kim Hyu-Bin, Han Chae-Rin, dan Jeon- Seok juga akhir kebahagiaan mereka.

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti adalah menganalisis novel Rain Over Me yang dikarang oleh Arini Putri berdasarkan pendekatan struktural, dimana pendekatan structural ini banyak digunakan menganalisis karya sastra.
Dalam novel ini struktur yang diteliti adalah alur, latar, tokoh dan hal menarik yang terdapat dalam novel Rain Over Me karya Arini Putri ini. Novel ini memgisahkan tentang seorang pria yang kehilangan kasih sayang setelah ibiunya meninggal. Ia memiliki adik tiri dan sempat menganggap bahwa ia mencintainya. Namun sebenarnya itu hanya perasaan takut kehilangan saja, adik yang sangat ia sayangi itu.

5.2  Saran
        Saya sadari banyak terdapat keterbatasan di dalam melakukan pengkajian, untuk itu diharapkan masukan yang membangun. Semoga dengan adanya kajian kami ini paling tidak bisa dijadikan acuan bagi para pembaca agar bisa memahami isi dari novel Rain Over Me. Mengingat betapa pentingnya karya sastra, hendaknya para pembaca khususnya mahasiswa Jurusan pendidikan bahasa dan seni dapat melaksanakan kegiatan seperti ini ketika melakukan proses menikmati karya sastra untuk mengetahui lebih dalam makna yang terdapat di dalam sebuah karya sastra sekaligus melatih kemampuan di dalam menelaah sebuah karya sastra.
Sebagai saran dalam makalah ini, semoga makalah ini bisa kita gunakan dengan baik dalam jalan kita untuk mengetahui dan mempelajari mengenai struktural dalam novel “Rain Over Me” karangan Arini Putri. Namun tidak kalah pentingnnya juga bila  saya memberikan salah satu saran yang akan menjadi motivasi kita, marilah kita menghargai hasil karya orang lain sekecil apapun itu karena belum tentu kita bisa menciptakan salah satu karya yang lebih baik dari yang telah dia hasilkan. Model penghargaan itu sendiri dapat kita wujutkan dengan menjaga karya yang telah mereka hasilkan dengan sebaik-baiknya.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar